Friday, July 10, 2009

Must Have Qualities

Barusan nih, baru saja kembali membuka website weddingku setelah sekian lama, dan iseng browsing nemu deh artikel ini. Mayan menarik, makanya gw share di blog. Silahkan dibaca, dimengerti, dan dicari.. ;)

------------

Mau cari pasangan yang sempurna? Pasti bukan perkara gampang (jika tak mau dibilang missiĆ³n imposible). Tidak usah muluk-muluk mencari yang sempurna, setidaknya pasangan yang kita pilih atau bahkan kita sendiri harus mempunyai beberapa kualitas yang bisa menjadikan pernikahan kita kelak menjadi kekal. Yang pasti, kualitas pasangan harus berimbang dengan kualitas kita atau bisa menjadi pengisi dari kualitas yang tidak kita miliki. So… anggap saja tulisan ini sebagai catatan kecil buat Anda dan pasangan untuk memperbaiki diri.

1. CAKAP
Jangan salah baca menjadi “cakep” ya! Kalau masalah fisik, itu kan relatif. Dan itu tidak akan kami bahas di sini. Lalu bagaimana sih yang termasuk dalam kriteria “cakap” itu? Pasti Anda senang kan kalau pasangan mengambil inisiatif untuk membantu untuk menyelesaikan masalah? Begitu masalah datang dan Anda dibuata pusing tujuh keliling, datanglah si dia dengan ide cemerlangnya, membantu Anda mengatasi masalah tersebut. Cakap juga bisa diartikan ringan tangan. Eittss… bukan ringan tangan yang suka memukul ya. Kalau yang itu sudah langsung di-band dan dimasukkan ke daftar hitam saja. Ini memaksudkan si dia tanggap segera membantu di saat Anda butuh bantuan meski untuk masalah-masalah ringan alias remeh temeh. Contohnya saja, ketika Anda sedang sibuk memegang si kecil yang rewel, suami tercinta berinisiatif mencuci piring yang menumpuk atau mengajak main si kakak yang juga minta perhatian. Dijamin, Anda akan menghargai tindakan itu dengan perasaan kagum dan cinta tentunya.

2. RENDAH HATI
Makin ke sini makin jarang rasanya orang yang rendah hati. Yang ada, orang berlomba-lomba untuk menunjukkan kelebihannya. Efeknya untuk pernikahan? BESAR. Contohnya, banyak suami yang merasa menjadi tulang punggung keluarga, enggan membantu “urusan rumah tangga”. Menurutnya, itu urusan sang istri. Mulai dari masalah anak, rumah, dan banyak lainnya. Masalah lainnya, sekarang juga banyak istri yang kehilangan rasa hormat terhadap suami karena merasa memiliki penghasilan yang lebih tinggi. Tapi beda kalau masing-masing merasa rendah hati (rendah hati ya, bukan rendah diri). Contoh simpel tindakan yang membutuhkan kerendahan hati adalah permintaan maaf. Kalau salah, akui saja “Saya salah, saya minta maaf”. Bayangkan, berapa banyak konflik yang dapat terselesaikan hanya dengan bersikap rendah hati.

3. MAMPU BERADAPTASI
Suka atau tidak, inilah hukum rimbanya. Siapa yang bisa beradaptasi, dia bisa bertahan. Begitu juga dalam perkawinan karena perkawinan itu sendiri terus berkembang dan butuh perubahan. Siap menikah berarti harus siap untuk mengikuti perubahan-perubahan yang mungkin muncul dalam sebuah hubungan. Begitu anak-anak hadir di tengah kita, kekurangan waktu untuk berduaan, sederetan tagihan yang menumpuk dan permasalahan harian lainnya yang membuat hubungan menjadi renggang. Mungkin saja, waktu untuk berduaan bersama pasangan menjadi satu barang mewah. TAPI, kalau Anda berhasil beradaptasi dengan perubahan ini, berarti Anda akan sukses menjalankan sebuah perkawinan.

4. PEKA
Main perasaan memang tidak selalu baik. Tapi apa jadinya kalau sebuah hubungan rasanya hambar dan berubah menjadi rutinitas seharian saja. Peka dengan kebutuhan pasangan dan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut, menjadi nilai tambah tersendiri dalam hubungan. Kepekaan bisa membuka pintu komunikasi dan intimasi sesulit apapun itu. Tunjukkan kepekaan dengan gaya Anda sendiri dan buatlah pasangan Anda semakin “terperosok” untuk selalu terbuka dengan Anda.

5. JUJUR dan SETIA
Beberapa orang yang kami kenal meletakkan masalah ini di urutan yang pertama. Kenapa? Karena kejujuran dan kesetiaan bisa menjadi pondasi rumah tangga yang kuat. Mungkin Anda sama seperti banyak wanita atau pria lainyang merasa sulit mencari pasangan yang jujur dan setia. Bagaimana tidak? Sebagian besar perceraian pasti disebabkan PIL atau WIL. Belum lagi, kemudahan berkomunikasi dapat digunakan untuk hal-hal yang tidak jujur dan selingkuh menjadi hal yang semakin dimaklumi. Kesempatan pun bertaburan seperti sampah di pinggir jalan. Bukan menakut-nakuti, tapi siapa saja pasti diuji masalah yang satu ini dalam kehidupan pernikahannya. Seberapa kuat komitmen Anda dalam pernikahan? Anda sendiri yang tahu jawabannya.

6. PENDENGAR YANG BAIK
Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pihak suami. Begitu juga bagi istri yang maunya bicara saja, tanpa mau mendengarkan suami. Kemacetan dalam berkomunikasi kadang-kadang disebabkan satu pihak (atau malah kedua-duanya) tidak bisa menjadi pendengar yang baik.. Semuanya mau didengar tapi banyak yang ingin mendengarkan dengan baik. Jadi, cobalah, untuk duduk diam di depan pasangan yang sedang ingin curhat, perhatikan apa yang ia ungkapkan, tunjukkan kalau Anda peduli dan TUTUP MULUT dulu. Hindari memberi komentar tak perlu yang membuat pasangan menjadi terdiam dan mengurungkan niatnya untuk curhat. Pernikahan Anda dijamin bisa awet bin langgeng kalau Anda berdua terbiasa bicara dari hati ke hati..

7. MANDIRI
Kualitas yang satu ini kami tambahkan dari daftar contekan pribadi . Kenapa? Banyak juga pasangan yang mengalami permasalahan dalam perkawinan mereka karena tidak mandiri. Normalnya, orang dewasa diharapkan bisa mandiri. Tapi, ternyata banyak orangtua yang lupa mengajarkan kemandirian pada anaknya, hingga sang anak, meski sudah menikah masih saja bergantung pada orang tuanya. Ini baru awal. Kelanjutannya, pasti orangtua yang kurang bijak akan merasa punya hak untuk intervensi urusan dalam negeri anaknya karena masih merasa punya “andil”. Ini bisa jadi masalah dalam rumah tangga. Mau langgeng? Cobalah untuk mandiri.

------------

Lets see... gw sih merasa nomer 5 dan 6 insya Allah udah ada di diri gw, yang lain mungkin masi skitar 50-70% lah! ;) and btw, how about you?

1 comment:

  1. kalo aq semuanyaa ada!!! wkwkww...PD.. ngga dink... hemmm yg agak susahh buat aq dan psangan adalah mampu adaptasi.. masalahnya gaya hidup, truss jugaa hidup d daerah yg beda..lingkungannya beda..... uhuhuhu jd curhatt... tp moga2 bukan halangann..Amin..hehe

    ReplyDelete

Say what you need to say..