Thursday, September 11, 2014

Mommy Wars



Gambar di atas diambil dari salah satu artikel di dailymail.co.uk yang berjudul 'Let's end the Mommy Wars!'. Ternyata ga cuma di Indonesia aja ya, di luar negri sana juga ada 'perang' antar ibu mulai dari stay-at-home mom vs working-mom, ibu-ibu yang ngasih susu formula dari lahir vs ibu-ibu menyusui eksklusif, sampe ibu-ibu muda vs ibu-ibu kolot.

Kemarin, mendadak timeline path dipenuhin sama gambar-gambar di atas. (Yang di path bukan yang di atas ini sih, ini gw kolase-in sendiri soalnya ternyata ga lengkap *niatbangetnyari* :p.) Entah siapa yang pertama kali mengkolase dan posting gambar itu di path. Yang jelas, klo gw lihat komennya, minimal ada satu yang 'agak nyinyir'. *sighs*

Gw mau cerita. Di kantor gw, ada beberapa ibu-ibu muda yang harus meninggalkan bayinya di rumah. Mau pulang dan menyusui saat istirahat ga mungkin karena rumahnya jauh dari tempat dia bekerja. Gw tanya, di rumah bayinya dikasih apa? Secara gw tau susu formula itu mahal bangets. Dia jawab, dikasih air tepung, dicampur susu sedikit. Susunya pun bukan susu formula. Gw langsung shock!

Sekarang gw tanya, gimana pendapat kalian tentang ini?  Sebagian mungkin ikutan shocked. Sebagian mungkin kebanyakan pasti nyalahin sang ibu. Buat kalian yang langsung nyalahin si ibunya, denger dulu hey. Si ibu itu taunya memang seperti itu. Konon katanya menurut orang tua jaman dulu, air tepung itu memang pengganti ASI. Nah kan. Kalo alasannya kaya gini, masih mau nyalahin si ibu?

Gw dulu sempet jadi 'korban' mommy wars ini. Gw ngelahirin c-section. Awal-awal lahir, anakbayi dikasih susu formula karena ASI ga mau keluar. Belum gw bekerja. Bahan di-bully banget deh gw. Pertanyaan kenapa disesar, kenapa dikasi sufor, kenapa gini kenapa gitu kalo pake intonasi yang enak sih ga bakal bikin gw depresi. Tapi mereka-mereka yang nanya plus nasehatin itu tuh intonasi bicaranya agak menghakimi deh. Hasilnya, gw makin depresi dan ASI-nya ga keluar-keluar. Inilah alasan kalo nanti gw lahiran anak kedua gw ga mau ditengok sama siapa pun sampe gw pulang dari rumah sakit. Udah dari sekarang gw wanti-wanti ke H. Eh gtau deh klo gw-nya aja yang sensi abis lahiran :P

Kenapa c-section? Karena ketuban pecah dini, anakbayi posisinya masih di atas dan ga mau turun. Koq ga ditunggu turun aja bayinya? Ketuban udah pecah woy, mau ditunggu sampe berapa jam? Berapa hari? Apa ga membahayakan anak gw itu? *langsungemosi* eh tapi ada untungnya juga disesar gini, si myom jadi ikutan keambil, bayar operasi cuma sekali aja. HEMAT kan? *emak2itungan*. 

Kenapa ASI ga keluar? Gw gada kontraksi sama sekali. Kontraksi itu kan memicu ASI untuk keluar. Ya wajar kalo ASInya sampai hari ke-4 baru keluar. Bukan karena gw ga rajin makan daun katuk. BUKAN itu ya. Ga ada hubungannya. 

Kenapa memilih kerja? Karena dari dulu gw ga betah di rumah. Dan gw ga pede kalo ga pegang duit sendiri. Memangnya duit dari H ga cukup? Cukup koq. Tapi gw masih punya kebutuhan yang ga mungkin gw pake dari duit H. Masa gw mau beli merchandise Backstreet Boys dari duit H. Mana rido dia. Huehehehe.. 

Hayo, mau berdebat apalagi sama gw tentang pilihan-pilihan yang gw ambil? :P

Setiap ibu punya pilihan sendiri untuk dia sendiri, anak, dan keluarganya. Pasti ada alasan-alasan tertentu kenapa dia memilih bekerja, kenapa dia memilih tinggal di rumah, kenapa dia memilih masak untuk anaknya, kenapa dia memilih makanan instant untuk anaknya, dan sebagainya. Tujuannya pasti sama, ingin yang terbaik buat anaknya. So, daripada sibuk menilai orang lain, mending sharing sesama ibu-ibu untuk bersama-sama menghasilkan anak-anak dan keluarga yang sehat. :)

Sebagai penutup, ini gw ambil sebuah artikel dari blognya Jihan Davincka. Sebagai bahan renungan aja. :)

***

Hidup ini tidak hitam putih. Begitu banyak mimpi dan harapan serta cara tiap ibu untuk bahagia. Bukan egois. Simpel saja. Bagaimana mau menumbuhkan cinta di ladang kita untuk suami dan anak-anak kalau tanah tempatnya tumbuh malah gersang? Mustahil membahagiakan orang lain jika kebahagiaan diri sendiri tak dijaga. Warna-warni cara yang dipilih untuk terus merawat tanah tempat dimana cinta akan bertumbuh. Tanah yang subur akan membuat benih-benih tumbuh sempurna.

Makanya, kurang tepat jika ada istilah untuk sebagian ibu yang dinamakan “Full Time Mother.” Memangnya ada part time mother? Hehehe. Jika kita masih terusik dengan pilihan sendiri dan berusaha untuk memperoleh pengakuan dari orang lain, itu sama saja dengan mempertontonkan ketidakpercayaan diri kita atas pilihan yang telah diambil. Don’t! Berhenti saling merasa yang paling benar :).

Ketika seorang anak telah lahir ke dunia, seorang ibu pun resmi dilahirkan. Siap tidak siap separuh hati ibu telah tersisih untuk mereka. Mau ibu bekerja di kantor, mau ibu yang memilih berbakti di rumah, mau ibu pelajar, semua keputusan yang lahir akan bermuara dengan pertimbangan si separuh hati tadi. Semuanya, tanpa kecuali.

***

"Surga dibawah telapak kaki Ibu.” Bukan di bawah telapak kaki Ibu Rumah Tangga, Ibu Pekerja Kantoran, atau Ibu Pengusaha. Tapi di telapak kaki (semua) Ibu.

Semua pasti ada pengorbanannya. As every Mom has her own battle. Win yours without being ‘nyinyir’ to others.

Sepakat?

***

When you are a mother, you are never really alone in your thoughts. A mother always has to think twice, once for herself and once for her child.
-Sophia Loren -

No comments:

Post a Comment

Say what you need to say..