Hari Kamis kemarin akhirnya ikut juga seminar
parenting-nya ibu Elly Risman setelah berkali-kali denger cerita temen atau
baca blog orang. Yang ngadainnya buibu kantor H, yang ikutan gratis pula.
#mamakgober. Baru juga 5-10 menit bu Elly cerita, gw udah mau mewek langsung
inget anak-anak di rumah. Jaman sekarang ngerinya pake banget. Sebenernya
bahasan seminar ini gw udah tau, udah bisa menebak tapi tetep aja berasa
diingetin sambil diteriakin dan diguncang-guncang. *ok ini lebay*
Judul seminar parenting-nya adalah “Mengenali dan
Mengatasi Kecanduan Anak pada internet, pornografi, dan game online”. Cocok nih
buat gw yang memang kecanduan internet dan game onlen. *ngaku aja deh gw*
Sesuai pesan bu Elly, ini wajib di-share ke orang
terdekat: adik/kakak, saudara, tetangga, dan terutama suami sendiri. Ini ya
guys…
-----------------------------------------
My family, your family, our family are under attacked!
Wifi gratis yang terpasang di rumah, tv berbayar, handphone yang dengan gampang
diakses dari tangan sendiri, sampai warnet yang bertebaran di dekat rumah
ternyata berbahaya.
Banyak kasus pornografi anak ternyata dari orang terdekat
anak, entah itu saudara atau tetangga.
Sebagai orang tua yang tidak pernah ada sekolahnya,
ternyata kita tidak siap menjadi ortu karena tidak menguasai: tahapan
perkembangan anak, bagaimana cara otak bekerja, dan cara berkomunikasi dengan
benar. Padahal dalam pengasuhan yang paling penting adalah cara berkomunikasi.
Kekeliruan dalam komunikasi:
1. Bicara
tergesa-gesa
2. Tidak
kenal diri sendiri
3. Lupa:
setiap individu UNIK
4. Kebutuhan
dan kemauan BERBEDA
5. Tidak
membawa bahasa tubuh
6. Tidak
mendengar perasaan
7. Kurang
mendengar aktif
8. Bicara
menggunakan “12 gaya popular”, yaitu:
a. Memerintah
b. Menyalahkan
c. Meremehkan
d. Membandingkan
e. Mencap/melabeli
f. Mengancam
g. Menasehati
h. Membohongi
i. Menghibur
j. Mengeritik
k. Menyindir
l. Menganalisa
Akibat bicara tidak sengaja pada anak:
1. Melemahkan
konsep diri
2. Membuat
anak diam, melawan, menentang, tidak peduli, sulit diajak kerja sama
3. Berbagai
emosi negative
4. Tidak
terbiasa berpikir, memilih, dan mengambil keputusan (BMM) bagi diri sendiri
5. Iri
terus
Jiwa anak itu ibarat kendi. Jika kendinya penuh dia tidak
akan gampang terpengaruh, sebaliknya jika kendinya kempot/kosong maka akan
gampang terpengaruh. Kendi akan penuh apabila anak diberikan penghargaan,
pujian, dan kasih saying. Kendi akan kosong jika anak diberi teguran, hukuman,
kecaman, cacian, dan ejekan.
Anak itu harus punya kepercayaan diri, harga diri, dan
konsep diri.
Inner child à kenangan saat kita kecil yang terbawa saat
dewasa. Misal, waktu kecil kita suka dicubit oleh orang tua kita, tanoa sadar
saat kita punya anak pun kita otomatis jadi suuka mencubit anak kita.
Kenapa kita suka bertingkah ABCD dalam mengasuh anak, mengapa
suami cenderung lebih cuek dalam mengasuh anak, itu semua karena inner child.
Inner child dapat membuat sampah emosi yang menumpuk dan dapat mengakibatkan
kekerasan emosi pada anak. Jadi, selesaikan urusan kita dengan inner child. Apa
yang terjadi dengan kita di masa lalu: maafkan dan ampunkan. Sholat, dan
lakukan hypnoterapi pada diri sendiri, agar inner child tidak muncul dan tidak
berimbas pada anak kita.
Target utama bisnis pornografi adalah:
1. Anak
laki-laki yang belum baligh
Kenapa anak laki-laki?
-
Karena laki-laki memakai otak kiri, sehingga
lebih gampang focus
-
Testosteron lebih banyak
-
Kemaluan diluar sehingga lebih mudah
distimulasi/dirangsang
2. Anak-anak
yang 3S: smart (punya akses internet), sensitive (akibat ayah dan ibu yang ada
dan tiada), dan spiritual (yang tidak mengajarkan anak untuk menjaga pandangan
terhadap segala sesuatu)
3. Anak-anak
yang BLAST (Boring, Lonely, Angry, Afraid, Stress, dan Tired)
Akibatnya: masturbasi,
narkoba, miras, merokok, pacaran, oral seks, seks suka sama suka, seks sesama
jenis.
Pornografi adalah tempat lari di saat stress, dan karena
tidak ada yang bisa diajak bicara.
Yang mereka inginkan dari anak kita (menurut Mark B.
Kastleman)
1.
Anak memiliki perpustakaan porno, yaitu mental
model porno yang flash kapan dana dan dimana saja, bahkan saat sholat dan tidak
bisa dikendalikan. Perpustakaan porno ini mengubah cara berpikir, melihat, dan
bertingkah laku.
2.
Kerusakan otak permanen. Kerusakan yang sama
yang diakibatkan kecelakaan mobil parah.
3.
Pelanggan seumur hidup = future market.
Ciri-ciri anak yang kecanduan pornografi:
1.
Mengurung diri dan menghabiskan waktu dengan
games dan internet di kamar
2.
Bila ditegur dan dibatasi bermain gadget dia
marah, melawan, berkata kasar dan keji
3.
Mulai impulsive: berbohonh, jorok, mencuri
4.
Sulit berkonsentrasi
5.
Prestasi akademis menurun
6.
Jika berbicara menghindari kontak mata
7.
Malu tidak pada tempatnya
8.
Menyalahkan orang
9.
Hilang empati, yang diminta harus diperoleh
Proses kecanduan pornografi pada anak dan remaja:
Tidak sengaja melihat (merasa aman tapi menasaran) à Pelepasan dopamine à kecanduan à tidak peka lagi à adiksi meningkat à melakukannya
Proses kecanduan pada balita:
Tidak sengaja melihat à pelepasan
dopamine à melakukannya
Anak perempuan, memang bukan target utama bisnis
pornografi karena pada dasarnya mereka tidak suka pornografi. Akan tetapi, jika
sudah terpapar pornografi maka mereka bermental “OK”, dan dapat menjadi mangsa
predator pornografi. Bermental “OK” maksudnya adalah jika ada yang meminta foto
bagian sensitive, tanpa pikir panjang mereka akan segera mengirimkannya.
Akibat langsung dari kecanduan pornografi:
Selfie – sexting –masturbasi – pacaran – oral seks –
pergi ke lokalisasi – pemerkosaan – seks suka sama suka – seks di sekolah –
disfungsi ereksi – incest – seks dengan binatang
Langkah-langkah menjadi terapis bagi anak sendiri:
1.
Tenang
2.
Jangan panik
3.
Bermusyawarah dengan suami
-
Pilih waktu terbaik, biasanya setelah
berhubungan
-
Bicara soal isyu kritis
-
Rumuskan kalimat jangan lebih dari 15 kata
4.
Anak amanah dari Tuhan, bisa jadi permata hati,
ujian, dan musuh
5.
Takut pada Tuhan, meninggalkannya lemah
6.
Terima, maapkan, jangan marah, dan minta ampunan
7.
Selesaikan urusan dengan diri sendiri.
Selesaikan Inner Child. Diri sendiri baru urusan anak.
8.
Kembalikan peran AYAH
Kurang berfungsinya ayah dalam
keluarga dapat mengakibatkan: anak, agresif, narkiba, seks bebas untuk anak
laki-laki dan depresi seksbebas bagi anak perempun
9.
Komunikasi
Caranya dengan menurunkan
frekuensi berbicara, baca bahasa tubuh, dengarkan perasaan, bicara dengan baik,
benar dan menyenangkan. Bicara tentang hal-hal yang menyangkut emosi &
harga diri anak. Kecanduan akan menurun.
10. Untuk
yang belum kecanduan:
-
Jangan latah
-
Miliki alasan untuk member gadget pada anak
-
Harus ada peraturan, kesepakatan, konsekuensi,
dan ketentuan.
-
Pendampingan dan penerapan konsekuensi
-
Dialog dengan anak tentang isyu terkini
-
Bentuk dan arahkan anak
-
GUNAKAN KALIMAT BERTANYA
11. Langkah
menghadapin anak kecanduan:
-
Syukur – tempatkan masalahnya
-
Sabar – menghadapi kerusakan otak
-
Sholat – mendekat dan meminta pertolongan-Nya
-
Sedekah
-
Baca alquran/kitab suci
-
Berbaik dengan diri sendi
-
Bantu anak dulu
-
Jangan salah-salahan dengan suami
12. Tanyakan
pada anak (dilakukan kalau kita sudah memperbaiki cara berbicara kita)
-
Kapan pertama kali melihat?
-
Bagaimana rasanya?
-
Apa yang kamu rasakan?
-
Apa yang kamu lakukan setelah melihat itu?
-
Berapa lama kemudian kamu melihatnya lagi?
-
Sekarang apa yang kamu rasakan?
-
Apakah kamu merasa perlu bantuan ayah/ibu?
13. Jelaskan
target penyedia pornografi
14. Tanyakan
bagaimana pendapatnya. (tunggu sampai dia menjawab)
15. Pahamkan
bagaimana hukun agama tentang pornografi dan dampaknya serta konsekuensinya
terhadap anak dan masa depannya. Harus ayah yang ngomong karena anak lebih
tepat sasaran.
16. Susun
bersama kegiatan pengganti, buat jadwal dan sepakati
17. Buat
peraturan dan sepakati: penggunaan gadget, filterisasi rumah. Orang tua harus
jadi teladan.
18. Anak
perlu pendampingan: kenali waktu rentan dan hindari anak dari stimulus. Jika
anak berangkat, baru kita berangkat. Sebelum anak pulang, kita sudah harus ada
di rumah. Untuk yang orang tuanya bekerja, siapa yang gajinya lebih kecil maka
dia yang melakukannya.
--------------------------------
Setelah dbaca lagi nampak biasa aja ya, klo ikut langsung
tuh, menohok banget deh bu Elly ngomongnya. *tutupmuka*
No comments:
Post a Comment
Say what you need to say..