Sunday, November 13, 2016

Sharing Seminar Ibu Elly Risman

Hari Kamis kemarin akhirnya ikut juga seminar parenting-nya ibu Elly Risman setelah berkali-kali denger cerita temen atau baca blog orang. Yang ngadainnya buibu kantor H, yang ikutan gratis pula. #mamakgober. Baru juga 5-10 menit bu Elly cerita, gw udah mau mewek langsung inget anak-anak di rumah. Jaman sekarang ngerinya pake banget. Sebenernya bahasan seminar ini gw udah tau, udah bisa menebak tapi tetep aja berasa diingetin sambil diteriakin dan diguncang-guncang. *ok ini lebay*

Judul seminar parenting-nya adalah “Mengenali dan Mengatasi Kecanduan Anak pada internet, pornografi, dan game online”. Cocok nih buat gw yang memang kecanduan internet dan game onlen. *ngaku aja deh gw*

Sesuai pesan bu Elly, ini wajib di-share ke orang terdekat: adik/kakak, saudara, tetangga, dan terutama suami sendiri. Ini ya guys…

-----------------------------------------

My family, your family, our family are under attacked! Wifi gratis yang terpasang di rumah, tv berbayar, handphone yang dengan gampang diakses dari tangan sendiri, sampai warnet yang bertebaran di dekat rumah ternyata berbahaya.
Banyak kasus pornografi anak ternyata dari orang terdekat anak, entah itu saudara atau tetangga.
Sebagai orang tua yang tidak pernah ada sekolahnya, ternyata kita tidak siap menjadi ortu karena tidak menguasai: tahapan perkembangan anak, bagaimana cara otak bekerja, dan cara berkomunikasi dengan benar. Padahal dalam pengasuhan yang paling penting adalah cara berkomunikasi.

Kekeliruan dalam komunikasi:
1.       Bicara tergesa-gesa
2.       Tidak kenal diri sendiri
3.       Lupa: setiap individu UNIK
4.       Kebutuhan dan kemauan BERBEDA
5.       Tidak membawa bahasa tubuh
6.       Tidak mendengar perasaan
7.       Kurang mendengar aktif
8.       Bicara menggunakan “12 gaya popular”, yaitu:
a.       Memerintah
b.      Menyalahkan
c.       Meremehkan
d.      Membandingkan
e.      Mencap/melabeli
f.        Mengancam
g.       Menasehati
h.      Membohongi
i.         Menghibur
j.        Mengeritik
k.       Menyindir
l.         Menganalisa

Akibat bicara tidak sengaja pada anak:
1.       Melemahkan konsep diri
2.       Membuat anak diam, melawan, menentang, tidak peduli, sulit diajak kerja sama
3.       Berbagai emosi negative
4.       Tidak terbiasa berpikir, memilih, dan mengambil keputusan (BMM) bagi diri sendiri
5.       Iri terus

Jiwa anak itu ibarat kendi. Jika kendinya penuh dia tidak akan gampang terpengaruh, sebaliknya jika kendinya kempot/kosong maka akan gampang terpengaruh. Kendi akan penuh apabila anak diberikan penghargaan, pujian, dan kasih saying. Kendi akan kosong jika anak diberi teguran, hukuman, kecaman, cacian, dan ejekan.

Anak itu harus punya kepercayaan diri, harga diri, dan konsep diri.

Inner child à kenangan saat kita kecil yang terbawa saat dewasa. Misal, waktu kecil kita suka dicubit oleh orang tua kita, tanoa sadar saat kita punya anak pun kita otomatis jadi suuka mencubit anak kita.

Kenapa kita suka bertingkah ABCD dalam mengasuh anak, mengapa suami cenderung lebih cuek dalam mengasuh anak, itu semua karena inner child. Inner child dapat membuat sampah emosi yang menumpuk dan dapat mengakibatkan kekerasan emosi pada anak. Jadi, selesaikan urusan kita dengan inner child. Apa yang terjadi dengan kita di masa lalu: maafkan dan ampunkan. Sholat, dan lakukan hypnoterapi pada diri sendiri, agar inner child tidak muncul dan tidak berimbas pada anak kita.
Target utama bisnis pornografi adalah:
1.       Anak laki-laki yang belum baligh
Kenapa anak laki-laki?
-          Karena laki-laki memakai otak kiri, sehingga lebih gampang focus
-          Testosteron lebih banyak
-          Kemaluan diluar sehingga lebih mudah distimulasi/dirangsang
2.       Anak-anak yang 3S: smart (punya akses internet), sensitive (akibat ayah dan ibu yang ada dan tiada), dan spiritual (yang tidak mengajarkan anak untuk menjaga pandangan terhadap segala sesuatu)
3.       Anak-anak yang BLAST (Boring, Lonely, Angry, Afraid, Stress, dan Tired)
Akibatnya: masturbasi, narkoba, miras, merokok, pacaran, oral seks, seks suka sama suka, seks sesama jenis.

Pornografi adalah tempat lari di saat stress, dan karena tidak ada yang bisa diajak bicara.

Yang mereka inginkan dari anak kita (menurut Mark B. Kastleman)
1.        Anak memiliki perpustakaan porno, yaitu mental model porno yang flash kapan dana dan dimana saja, bahkan saat sholat dan tidak bisa dikendalikan. Perpustakaan porno ini mengubah cara berpikir, melihat, dan bertingkah laku.
2.        Kerusakan otak permanen. Kerusakan yang sama yang diakibatkan kecelakaan mobil parah.
3.        Pelanggan seumur hidup = future market.

Ciri-ciri anak yang kecanduan pornografi:
1.        Mengurung diri dan menghabiskan waktu dengan games dan internet di kamar
2.        Bila ditegur dan dibatasi bermain gadget dia marah, melawan, berkata kasar dan keji
3.        Mulai impulsive: berbohonh, jorok, mencuri
4.        Sulit berkonsentrasi
5.        Prestasi akademis menurun
6.        Jika berbicara menghindari kontak mata
7.        Malu tidak pada tempatnya
8.        Menyalahkan orang
9.        Hilang empati, yang diminta harus diperoleh

Proses kecanduan pornografi pada anak dan remaja:
Tidak sengaja melihat (merasa aman tapi menasaran) à Pelepasan dopamine à kecanduan à tidak peka lagi à adiksi meningkat à melakukannya

Proses kecanduan pada balita:
Tidak sengaja melihat à pelepasan dopamine à melakukannya

Anak perempuan, memang bukan target utama bisnis pornografi karena pada dasarnya mereka tidak suka pornografi. Akan tetapi, jika sudah terpapar pornografi maka mereka bermental “OK”, dan dapat menjadi mangsa predator pornografi. Bermental “OK” maksudnya adalah jika ada yang meminta foto bagian sensitive, tanpa pikir panjang mereka akan segera mengirimkannya.

Akibat langsung dari kecanduan pornografi:
Selfie – sexting –masturbasi – pacaran – oral seks – pergi ke lokalisasi – pemerkosaan – seks suka sama suka – seks di sekolah – disfungsi ereksi – incest – seks dengan binatang

Langkah-langkah menjadi terapis bagi anak sendiri:
1.        Tenang
2.        Jangan panik
3.        Bermusyawarah dengan suami
-           Pilih waktu terbaik, biasanya setelah berhubungan
-           Bicara soal isyu kritis
-           Rumuskan kalimat jangan lebih dari 15 kata
4.        Anak amanah dari Tuhan, bisa jadi permata hati, ujian, dan musuh
5.        Takut pada Tuhan, meninggalkannya lemah
6.        Terima, maapkan, jangan marah, dan minta ampunan
7.        Selesaikan urusan dengan diri sendiri. Selesaikan Inner Child. Diri sendiri baru urusan anak.
8.        Kembalikan peran AYAH
Kurang berfungsinya ayah dalam keluarga dapat mengakibatkan: anak, agresif, narkiba, seks bebas untuk anak laki-laki dan depresi seksbebas bagi anak perempun
9.        Komunikasi
Caranya dengan menurunkan frekuensi berbicara, baca bahasa tubuh, dengarkan perasaan, bicara dengan baik, benar dan menyenangkan. Bicara tentang hal-hal yang menyangkut emosi & harga diri anak. Kecanduan akan menurun.
10.    Untuk yang belum kecanduan:
-           Jangan latah
-           Miliki alasan untuk member gadget pada anak
-           Harus ada peraturan, kesepakatan, konsekuensi, dan ketentuan.
-           Pendampingan dan penerapan konsekuensi
-           Dialog dengan anak tentang isyu terkini
-           Bentuk dan arahkan anak
-           GUNAKAN KALIMAT BERTANYA
11.    Langkah menghadapin anak kecanduan:
-           Syukur – tempatkan masalahnya
-           Sabar – menghadapi kerusakan otak
-           Sholat – mendekat dan meminta pertolongan-Nya
-           Sedekah
-           Baca alquran/kitab suci
-           Berbaik dengan diri sendi
-           Bantu anak dulu
-           Jangan salah-salahan dengan suami
12.    Tanyakan pada anak (dilakukan kalau kita sudah memperbaiki cara berbicara kita)
-           Kapan pertama kali melihat?
-           Bagaimana rasanya?
-           Apa yang kamu rasakan?
-           Apa yang kamu lakukan setelah melihat itu?
-           Berapa lama kemudian kamu melihatnya lagi?
-           Sekarang apa yang kamu rasakan?
-           Apakah kamu merasa perlu bantuan ayah/ibu?
13.    Jelaskan target penyedia pornografi
14.    Tanyakan bagaimana pendapatnya. (tunggu sampai dia menjawab)
15.    Pahamkan bagaimana hukun agama tentang pornografi dan dampaknya serta konsekuensinya terhadap anak dan masa depannya. Harus ayah yang ngomong karena anak lebih tepat sasaran.
16.    Susun bersama  kegiatan pengganti, buat jadwal dan sepakati
17.    Buat peraturan dan sepakati: penggunaan gadget, filterisasi rumah. Orang tua harus jadi teladan.
18.    Anak perlu pendampingan: kenali waktu rentan dan hindari anak dari stimulus. Jika anak berangkat, baru kita berangkat. Sebelum anak pulang, kita sudah harus ada di rumah. Untuk yang orang tuanya bekerja, siapa yang gajinya lebih kecil maka dia yang melakukannya.

--------------------------------

Setelah dbaca lagi nampak biasa aja ya, klo ikut langsung tuh, menohok banget deh bu Elly ngomongnya. *tutupmuka*


No comments:

Post a Comment

Say what you need to say..